
Geoffrey Hinton, juga dijuluki sebagai bapak baptis AI, baru saja keluar dari Google mengungkapkan keprihatinannya atas kemungkinan bahayanya.
Hinton bergabung dengan Google pada tahun 2013 untuk membantu mengembangkan teknologi AI perusahaan dan memelopori teknologi baru seperti ChatGPT dan Google Bard. Sebelumnya, dia membangun jaringan saraf dengan dua mahasiswanya di Universitas Toronto.
Ayah baptis AI dan Bahayanya
Menurut Hinton, dia keluar dari perusahaan agar dia dapat berbicara dengan bebas tentang bahaya teknologi baru tersebut. “Saat ini, mereka tidak lebih pintar dari kita, sejauh yang saya tahu. Tapi saya pikir mereka mungkin segera, ” katanya dalam sebuah wawancara dengan BBC.
Dia juga menyebutkan dalam sebuah wawancara dengan MIT Technology Review bahwa teknologi tersebut dapat dieksploitasi oleh “aktor jahat” yang mungkin menggunakan teknologi baru tersebut dengan cara yang dapat berdampak buruk bagi masyarakat.

“Saya sampai pada kesimpulan bahwa jenis kecerdasan yang kita kembangkan sangat berbeda dengan kecerdasan yang kita miliki. Jadi seolah-olah Anda memiliki 10.000 orang dan setiap kali satu orang mempelajari sesuatu, semua orang secara otomatis mengetahuinya. Dan begitulah chatbots ini dapat mengetahui lebih banyak daripada satu orang,” dia menyebutkan.
Para pemimpin teknologi termasuk Elon Musk sebelumnya menandatangani a permohonan untuk menjeda ChatGPT karena masalah keamanan. Sebulan kemudian, dilaporkan bahwa Jerman sedang mempertimbangkan untuk melarang chatbot. Samsung, tak lama kemudian, dikatakan melarang alat AI generatif di perangkat milik perusahaan.
Sumber 1, 2, 3 | Gambar Unggulan