
Masyarakat kita bergantung pada internet untuk pendidikan, pekerjaan, dan kebutuhan pribadi, namun kesenjangan digital negara kita telah menjadi masalah yang terus berlanjut, memengaruhi 14,5 juta orang Amerika yang tidak memiliki akses ke internet broadband. Masalah ini tidak hanya membatasi akses pendidikan, tetapi juga berkontribusi terhadap krisis tenaga kerja yang berkelanjutan. Sudah waktunya untuk mengakui bahwa akses yang sama ke internet berkecepatan tinggi sangat penting, dan diperlukan tindakan segera.
Kesenjangan digital mengacu pada kesenjangan antara mereka yang memiliki akses ke informasi dan teknologi modern yang mendukung berbagi info dan mereka yang hanya memiliki sedikit akses atau tidak sama sekali. Kesenjangan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti status sosial ekonomi, lokasi geografis, usia dan ras/etnis, dan memiliki implikasi yang signifikan terhadap akses pendidikan dan pengembangan tenaga kerja di Amerika Serikat.
Menurut Laporan Pew Research Center baru-baru ini, 43 persen rumah tangga Amerika nasional dengan pendapatan di bawah $30.000 tidak memiliki akses ke layanan internet yang dapat diandalkan di rumah dan 41 persen tidak memiliki perangkat/komputer apa pun. Bersamaan dengan itu, kesenjangan digital negara kita terutama terlihat di pedesaan, di mana 60 persen penduduk pedesaan Amerika melihat kurangnya internet berkecepatan tinggi sebagai masalah. Ini sering kali berasal dari fakta bahwa daerah pedesaan cenderung tidak terhubung ke layanan broadband, sehingga menghasilkan kecepatan internet yang lebih lambat.
Dari mencari pekerjaan hingga menemukan perawatan kesehatan hingga melanjutkan pendidikan hingga kesiapan karier, internet berkecepatan tinggi telah menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan dasar dan kualitas hidup. Meskipun kami melihat lebih banyak perusahaan kembali ke kantor, 26 persen karyawan AS masih bekerja dari jarak jauh pada Oktober 2022 dan diperkirakan demikian 36,2 juta Karyawan Amerika akan bekerja dari jarak jauh pada tahun 2025. Siswa yang mungkin juga merupakan pekerja penuh waktu mendapati diri mereka tidak hanya membutuhkan akses internet yang andal untuk menyelesaikan kursus dan studi mereka, tetapi juga untuk tetap bekerja dan aman secara finansial.