
Sebagai penerima dana publik dan dolar pembayar pajak, anggaran sekolah K-12 dan pengeluaran pengeluaran berada di bawah mikroskop. Dana bantuan yang berasal dari pandemi hanya mempertajam fokus, terutama pada investasi infrastruktur dan teknologi. Dalam peran saya sebagai Chief Technology Officer di salah satu distrik sekolah terbesar di negara ini, Hillsborough County Public Schools (HCPS), bertanggung jawab dan memastikan kami membuat keputusan keuangan yang bijaksana adalah prioritas utama tim saya.
Mencapai keseimbangan antara inovasi dan keberlanjutan merupakan tantangan yang dihadapi sebagian besar distrik sekolah. Di HCPS, kami telah mengadopsi tiga prinsip panduan yang menjadi kekuatan pendorong dan kerangka kerja di balik setiap keputusan TI—ekuitas, efisiensi, dan keunggulan.
Ekuitas
Di HCPS, kami berkomitmen untuk memberikan kesempatan belajar yang merata kepada semua siswa. Dari sudut pandang infrastruktur, itu berarti menghilangkan kesenjangan digital yang ada di dalam kampus kita sendiri. Siswa di Gedung A harus memiliki akses ke Internet berkualitas tinggi yang sama dengan siswa di Gedung B, terlepas dari usia atau lokasi geografis gedung sekolah. Jika siswa di Gedung B sering mengalami lag atau downtime, pembelajaran mereka akan terganggu dan mengakibatkan learning loss.
Untuk memperbaiki hal ini, kami sedang membangun wide area network (WAN) siap masa depan yang dapat disesuaikan dengan permintaan pengguna untuk menghadirkan konektivitas yang kuat dan andal di seluruh kampus. Selain itu, kami telah bekerja dengan mitra K-12 seperti ENA by Zayo untuk menilai, merancang, dan menerapkan jaringan area lokal nirkabel (WLAN) yang ditingkatkan di beberapa gedung kami.
Terkait:
5 tren inovasi pendidikan yang patut diwaspadai di tahun 2023
Bagaimana pembelajaran sains menginformasikan pengembangan produk edtech